ku titip rindu pada malam
ku tulis pesan pada angin yang meniupkan sejuta harap,
tempat senja menyuguhkan secangkir pengalaman, semangkuk perasaan, dan sepiring realita..
ku titip rindu pada malam
topik interview : fenomena selingkuh pada hubungan pacaran jarak jauh..
dalam interview tersebut dijelaskan secara gamblang mengenai alasan narasumber saya (laki-laki) mengapa ia berselingkuh.. menariknya, ia tidak berkenan bila disebut selingkuh.. ia lebih memilih mengganti kata selingkuh dengan "mencari pasangan untuk mengisi hari-hari"..menurut saya sama sajalah.. selingkuh tetaplah selingkuh, mau diganti dengan istilah apa pun tetap saja judulnya selingkuh..
terlebih selingkuh tidak mengenal jenis hubungan (pacaran atau menikah), usia hubungan (hitungan hari, minggu, bulan, ataupun tahun), jarak dengan pasangan (hubungan jarak jauh atau tidak), maupun frekuensi bertemu dengan pasangan..
kalau sudah begini, siapa yang salah??
Anda?
pasangan Anda?
atau orang ketiga dalam hubungan Anda??
hmh.. tiba-tiba saya teringat sebuah pernyataan dari salah satu mantan pacar saya (mungkin untuk membela selingkuhannya atau justru berpikir objektif).. kira-kira seperti ini pernyataannya..
kalau ada pihak ketiga dalam sebuah hubungan, yang salah adalah pasangan kita, bukan orang ketiga itu..
Anda sepakat??
awalnya saya pun berada pada kelompok orang yang kontra dengan pemikiran tersebut.. namun, setelah saya coba untuk mencerna lebih dalam lagi, pemikiran tersebut memang benar adanya..
pernahkah Anda berpikir bahwa pihak ketiga dalam hubungan Anda dengan pasangan bukanlah pihak yang sepenuhnya bersalah??
pernahkah Anda berpikir bahwa apabila pasangan Anda tidak menghiraukan pihak ketiga tersebut maka hubungan Anda dengan pasangan akan tetap baik-baik saja (meski si pihak ketiga gencar sekali melakukan pendekatan pada pasangan Anda)??
ya, kuncinya ada pada diri pasangan Anda..
*semoga tulisan ini mampu mengubah cara pandang Anda mengenai pihak ketiga dan membantu Anda terhindar dari permusuhan antar sesama..