Fitri..
Putih..
Suci..
Bersih..
Namun, apakah ’rasa’ yang tertanam dalam hati bisa fitri seketika
hanya dengan secuil kata maaf
yang mungkin buat sebagian orang tidak memerlukan keikhlasan dalam mengucapkannya??
Buat apa minta maaf kalau tidak dari hati??
Buat apa bermaafan kalau tidak disertai dengan keikhlasan??
Hh.!
Sepertinya bermaafan saat hari raya bukanlah lagi sesuatu yang sakral
yang memerlukan keikhlasan..
Tetapi sudah menjadi budaya mengucapkan maaf yang alakadarnya,
sekenanya,
atau bahkan hanya sebagai syarat agar diterima saat bertamu..
Tidak peduli luka itu masih menganga atau tidak,
tidak peduli sakit itu masih terasa atau tidak..
Hh.!
Ada banyak pertanyaan membenak di hati..
Apakah harus selalu yang usianya lebih muda yang meminta maaf terlebih dahulu
meski kesalahan berasal dari yang lebih tua??
Kalau memang harus begitu,
sampai kapan si muda harus terus menerus mengalah??
Lantas, kapan si tua sadar diri??
Kapan si tua menyadari kesalahannya??
Ya, begitulah kebiasaan yang sudah membudaya di Indonesia..
Yang tua selalu menganggap dirinyalah yang selalu benar,
dirinyalah yang paling benar..
Sedangkan si muda selalu dianggap salah,
tidak boleh menentang si tua..
Padahal, kenyataannya si mudalah yang benar..
Hh..!!!
Young people can’t explain what they think in every moment..
Young people can’t explore what they want anywhere..
There’s always block from older people..
There’s no chance to young people to lay open their opinion n desire..
Hhhhhhhhhhh.....!!!!!!
13 October 2007
-tengah hari yang diselimuti awan mendung-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar